KOMPAS.com – Masih banyak ibu menyusui yang beranggapan bahwa susu formula lebih baik ketimbang air susu ibu (ASI). Padahal jika dilihat dari kandungan gizi yang ada di dalamnya, ASI jauh lebih baik ketimbang susu formula dan lebih aman dikonsumsi.
Hesti Kristina P. Tobing, Wakil Ketua Ikatan konselor Menyusui Indonesia (IKMI), mengatakan, yang perlu diketahui oleh para ibu menyusui adalah bahwa tidak ada satu pun susu formula yang bebas dari kuman. Bahkan menurut WHO dan FDA semua susu formula tidak steril dan berisiko terkena bakteri termasuk sakazakii.
“Yang ada cuma ambang batas kumannya. Ambang batasnya masih bisa diminum,” ujarnya, saat acara konferensi pers membahas soal PP ASI Eksklusif, Rabu, (6/6/2012), di Jakarta.
Ada 4 (empat) standar emas pemberian nutrisi pada anak, yakni Inisiasi Menyusui Dini (IMD) sejak lahir, pemberian ASI Eksklusif usia 0-6 bulan, pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI) buatan rumah mulai dari usia 6-12 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan terus sampai usia 2 tahun atau lebih. Keempat pilar ini merupakan rekomendasi dunia, baik itu WHO atau UNICEF.
Hesti mengatakan, ASI mengandung beberapa zat penting yang tidak dimiliki oleh susu formula, sebut saja seperti antibodi dan growth factor.
“Hampir semua susu formula selalu menambahkan komposisi pendukung seperti DHA dan AHA, yang sebenarnya sudah ada di ASI untuk kecerdasan otak. Itu membuktikan bahwa sebenarnya susu formula tidak akan pernah mampu menyamai ASI,” terangnya.
Suatu rekomendasi menyebutkan, anak usia 0-6 bulan hanya perlu diberikan ASI ekslusif karena ASI sudah memenuhi 100 persen kebutuhan bayi. Memasuki usia 6 bulan sampai 1 tahun tahun, ASI masih tetap diperlukan karena memenuhi 60-70 persen kebutuhan bayi. Sedangkan pada usia 1-2 tahun ASI masih memenuhi 30 persen kebutuhan bayi.
Ada 4 (empat) standar emas pemberian nutrisi pada anak, yakni Inisiasi Menyusui Dini (IMD) sejak lahir, pemberian ASI Eksklusif usia 0-6 bulan, pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI) buatan rumah mulai dari usia 6-12 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan terus sampai usia 2 tahun atau lebih. Keempat pilar ini merupakan rekomendasi dunia, baik itu WHO atau UNICEF.
Hesti mengatakan, ASI mengandung beberapa zat penting yang tidak dimiliki oleh susu formula, sebut saja seperti antibodi dan growth factor.
“Hampir semua susu formula selalu menambahkan komposisi pendukung seperti DHA dan AHA, yang sebenarnya sudah ada di ASI untuk kecerdasan otak. Itu membuktikan bahwa sebenarnya susu formula tidak akan pernah mampu menyamai ASI,” terangnya.
Suatu rekomendasi menyebutkan, anak usia 0-6 bulan hanya perlu diberikan ASI ekslusif karena ASI sudah memenuhi 100 persen kebutuhan bayi. Memasuki usia 6 bulan sampai 1 tahun tahun, ASI masih tetap diperlukan karena memenuhi 60-70 persen kebutuhan bayi. Sedangkan pada usia 1-2 tahun ASI masih memenuhi 30 persen kebutuhan bayi.














Tidak ada komentar:
Posting Komentar